9 Januari 2023

Pahami Bentuk Kecerdasan Emosional Anak

Perkembangan teknologi ternyata sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia, jika tidak dimanfaatkan dengan benar gawai dapat mengganggu kecerdasan emosional anak. Untuk itu, di era digital ini anak perlu dibekali dengan kecerdasan emosional. 

Dilansir dari www.cikal.co.id, Winny Suryania, M.Psi seorang psikolog klinis anak menjelaskan bahwa kecerdasan emosional anak merupakan kemampuan dari seorang individu untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi dirinya sendiri, serta emosi orang lain. Namun, secara lebih khusus dalam praktiknya kecerdasan emosional anak akan mencakup beberapa keterampilan. 

Kecerdasan emosional secara umum mengacu pada kemampuan individu untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi diri sendiri, serta emosi orang lain. Kecerdasan emosional ini juga mencakup beberapa keterampilan, yaitu  memanfaatkan emosi itu dan menerapkannya dalam memecahkan masalah, mengelola emosi, yang mencakup mengatur emosi sendiri dan membantu orang lain melakukan hal yang sama.

Sementara kecerdasan emosional di dunia digital erat kaitannya dengan Dilansir dari www.cikal.co.id, Winny Suryania, M.Psi seorang psikolog klinis anak menjelaskan bahwa kecerdasan emosional anak merupakan kemampuan dari seorang individu untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi dirinya sendiri, serta emosi orang lain. Namun, secara lebih khusus dalam praktiknya kecerdasan emosional anak akan mencakup beberapa keterampilan. 

Seorang anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri yang dimilikinya. Berikut ini ciri dan apa saja bentuk kecerdasan emosional anak, antara lain:

  1. Pendengar yang Baik

Salah satu ciri sang anak mempunyai kecerdasan emosional yang baik ketika anak mampu menjadi pendengar yang baik bagi teman sebayanya.

  1. Inisiatif dalam Mengerjakan Kebajikan

Kecerdasan emosional yang dimiliki seorang anak bisa berupa kemampuan anak dalam melakukan inisiatif sendiri mengerjakan kebajikan untuk kepentingan orang lain dan dirinya sendiri tanpa disuruh. Hal tersebut menandakan sang anak mempunyai rasa empati dan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.

  1. Mampu Menjadi Penengah

Anak yang memiliki potensi kecerdasan emosional yang baik juga terlihat dari sikapnya yang mampu menjadi penengah di tengah teman-temannya yang sedang berkonflik. Sang anak mampu menjadi pendengar yang baik sekaligus dipercaya oleh lingkungan sosialnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Anda tidak perlu khawatir jika anak tidak memiliki ketiga bentuk kecerdasan emosional di atas, kecerdasan emosional anak bisa dikembangkan melalui berbagai cara, diantaranya:

  1. Bantu anak mengenali perasaannya sendiri dengan meningkatkan kosa kata anak. Hal ini disarankan agar anak dapat mengekspresikan perasaannya yang berbeda-beda secara lebih baik lagi.
  2. Bersikap empati terhadap perasaan anak. Ketika anak merasa kesal dan tertekan, cobalah untuk merefleksikan perasaan anak secara verbal sehingga orang tua dapat membantu memberitahukan apa yang akan dikatakan anak.
  3. Membiasakan anak untuk berperilaku baik terhadap orang lain. Untuk melatih dan membiasakan anak berperilaku baik, Anda dapat memberikan contoh melalui kebiasaan sehari-hari ketika hendak meminta bantuan kepada orang lain.
  4. Bantu anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Saat anak sedang bertengkar dengan saudara atau temannya, Anda dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Misalnya, Anda dapat membimbingnya untuk mencari solusi dengan cara memberikannya beberapa pilihan tindakan yang bisa dilakukannya. Dengan demikian, anak dapat belajar cara memutuskan dan menyelesaikan masalah secara tepat.
  5. Anda dapat mengajarkan anak untuk membangun rasa percaya diri dan memberinya motivasi agar bisa meraih keinginan atau cita-cita mereka. Selain itu, dari setiap usaha yang mereka kerjakan tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan pasti ada kegagalan di dalamnya. Namun, kegagalan tidak selalu dimaknai sebagai hal negatif. Anak-anak dapat belajar untuk menghindari kesalahan yang sama di masa datang.

Selain kelima cara di atas, Anda bisa mengasah kecerdasan emosional anak menggunakan cara lain seperti grup chat dan diskusi karena kecerdasan emosional terdapat poin kemampuan sosial. Untuk melihat bagaimana anak-anak atau peserta didik mengasah kecerdasan emosional pada kemampuan sosial, guru maupun orang tua bisa menggunakan Jelajah Ilmu. 

Dalam Jelajah Ilmu terdapat fitur grup chat yang dapat membantu untuk menghubungkan guru dengan siswanya, termasuk untuk kelompok belajar yang berbeda. Di dalam kelompok, guru dan siswa dapat berbagi dokumen, gambar, tautan atau file lainnya. Guru juga dapat menggunakan grup chat untuk mengadakan kelas kecil berbasis teks langsung dan sesi interaktif dan berdiskusi mengenai materi pembelajaran. 

Dengan menggunakan fitur chat dalam Jelajah Ilmu, Anda dapat membantu anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus dapat mengajarkan anak untuk membangun rasa percaya diri dalam mengungkapkan pandangannya akan suatu hal, dimana hal tersebut menjadi salah satu cara mengembangkan kecerdasan emosional anak. 

Ketahui lebih lengkap tentang Jelajah Ilmu dengan mengunjungi tautan berikut.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya