9 Juni 2021

Mengenal Scaffolding Sebagai Metode Mengajar Beserta Manfaat dan Contohnya

Dalam sebuah ruang kelas, tingkat kemampuan murid untuk menerima dan menguasai materi pembelajaran pasti berbeda-beda satu dengan yang lain. Ada murid yang mampu menguasai materi dengan cepat, dan ada yang mengalami kesulitan dan seringkali tertinggal dibandingkan teman sekelasnya.

Seorang guru yang baik tentu harus memiliki solusi atas kondisi tersebut. Untungnya, dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam cara dan pendekatan untuk mengajar. Dengan menguasai berbagai macam teknik mengajar tersebut, guru dapat menyesuaikan metode yang terbaik untuk murid.

Salah satu metode terbaik yang cocok diterapkan dalam kelas dengan kondisi seperti di atas adalah metode Scaffolding. Apa artinya metode ini? Mengapa pendekatan ini baik digunakan pada kelas dengan tingkat kemampuan menerima materi yang berbeda-beda? Serta bagaimana contoh penerapannya secara nyata di ruang kelas? Artikel ini akan menjawab sekian pertanyaan tersebut.

Baca Juga: Manfaat Pentingnya Mengikuti Komunitas Guru

Metode Pembelajaran Scaffolding

Teori Scaffolding pertama kali diperkenalkan pada akhir 1950 oleh seorang psikolog kognitif bernama Jerome Bruner. Teori Bruner terinspirasi dari konsep assisted learning milik Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang fokus mempelajari perkembangan anak.

Sedangkan istilah Scaffolding terinspirasi dari alat yang biasa digunakan oleh pekerja konstruksi atau bangunan sebagai struktur sementara. Alat yang dapat dibongkar pasang tersebut digunakan tempat pijakan manusia dan bahan bangunan, serta sebagai penyangga beton bangunan yang belum sepenuhnya mampu memikul beban.

Scaffolding adalah metode mengajar dengan jalan menyesuaikan tingkat dukungan guru agar sesuai dengan potensi kognitif seorang murid. Dengan begitu, ketika di dalam kelas guru dapat menyesuaikan tingkat bimbingannya dengan potensi masing-masing siswa. 

Siswa yang mengalami kesulitan menguasai materi dalam sebuah mata pelajaran akan mendapatkan bimbingan lebih. Namun, seiring seiring murid menguasai materi tersebut, guru akan mengurangi tingkat dukungannya dan murid menjadi mandiri dalam belajar.

Dalam kalimat yang lebih ringkas, definisi metode Scaffolding adalah rangkaian arahan atau bimbingan yang diberikan seorang guru untuk mendukung siswa menguasai pelajaran atau skill. Scaffolding juga identik dengan teknik membagi sebuah materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang kecil dan guru menyediakan sebuah struktur di tiap-tiap bagian tersebut.

Dalam penerapannya, terdapat 2 jenis metode Scaffolding yakni metode Scaffolding Down, dan Scaffolding Up. Apa perbedaannya? Pada metode Scaffolding Down, guru akan memberikan arahan, baik secara visual maupun oral, pada seorang murid yang kesulitan dalam sebuah pelajaran sehingga yang bersangkutan dapat menemukan jawaban atau solusinya. 

Sedangkan metode Scaffolding Up diterapkan pada murid yang sudah menguasai materi atau objektif pelajaran sehingga yang bersangkutan dapat mengembangkan level pemahamannya lebih tinggi lagi.

Keuntungan Menerapkan Metode Scaffolding

Ada sejumlah keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan metode Scaffolding. Tidak hanya bermanfaat bagi murid, metode ini juga bisa berdampak positif pada guru dan lingkungan sekolah. Berikut ini merupakan sebagian dari daftar panjang manfaat positif penerapan metode Scaffolding dalam ruang kelas:

  • Menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan menerima murid.
  • Murid merasa nyaman dan bebas dalam mengemukakan pertanyaan dan mendukung teman sekelasnya dalam pembelajaran. 
  • Tingkat stres murid berkurang. 
  • Murid merasa terlibat dalam pembelajaran dan termotivasi untuk belajar. 
  • Guru yang menggunakan metode mengajar Scaffolding menjadi lebih berperan sebagai mentor maupun fasilitator pembelajaran, ketimbang menjadi sumber pengetahuan utama. 
  • Murid diberikan ruang untuk berperan aktif dalam pembelajaran. 
  • Metode Scaffolding menarik minat siswa untuk terlibat dalam diskusi yang dinamis dan berarti. 
  • Murid dapat memenuhi objektif pembelajaran. 
  • Metode ini dapat menjadi identifikasi awal para siswa yang berbakat.

Baca Juga: 7 Cara Mengajar yang Baik, Efektif untuk Siswa SD Hingga SMA

Mengajar Menggunakan Metode Scaffolding

Untuk memahami bagaimana menerapkan metode Scaffolding, akan lebih mudah jika kita membandingkannya dengan cara mengajar yang umum diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia. Dosen meminta mahasiswa membaca halaman-halaman tertentu dari sebuah buku, kemudian menugaskan mereka untuk membuat makalah dari topik yang dibahas dalam buku tersebut.

Berbeda dengan metode di atas, dalam Scaffolding guru akan menjelaskan sebuah materi atau memaparkan informasi dengan level yang dapat dipahami semua murid. Selanjutnya, guru akan menjelaskan sebuah masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran dan memecahkannya. Untuk menjelaskan prosesnya, guru akan membagikan caranya menemukan solusi melalui penjelasan atau melalui gambar. Secara umum, berikut ini adalah teknik yang digunakan dalam Scaffolding:

  • Membagi materi menjadi potongan-potongan dan menyediakan struktur untuk masing-masing bagian kecil tersebut. 
  • Menyarankan dilakukannya belajar bersama melalui diskusi antar siswa.
  • Menggunakan gambar dan alat bantu. 
  • Membagikan tips, pengetahuan dan latar belakang sebuah materi.

Secara lebih spesifik lagi, berikut ini adalah sejumlah cara untuk menerapkan Scaffolding saat Anda mengajar:

1. Tunjukkan dan Beri Penjelasan

Modelling adalah salah satu cara terbaik untuk mengajar karena murid dapat belajar dari sebuah contoh. Dengan cara menunjukkan dan menjelaskan, Anda bisa menyelesaikan sebuah soal dengan cara memberikan murid penjelasan mengenai langkah-langkahnya.

Agar lebih efektif, selanjutnya Anda bisa mempraktekkan fishbowl activity. Bagi kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil dan tempatkan mereka dalam formasi lingkaran yang konsentris. Kemudian pilih kelompok murid yang sudah menguasai materi dan tempatkan mereka di tengah lingkaran. Kelompok murid yang berada di tengah lingkaran kemudian dapat menjelaskan bagaimana cara memecahkan soal tersebut kepada semua orang.

2. Jelaskan dari Apa yang Mereka Alami

Scaffolding dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan dengan berangkat apa yang mereka tahu, atau mereka alami dalam keseharian. Dengan cara cara ini, seorang murid dapat langsung mengkorelasikan materi pelajaran dengan kehidupan mereka sendiri. 

3. Selalu Beri Waktu untuk Berdiskusi

Beri murid Anda waktu untuk menyerap materi dan membicarakannya. Bagi murid Anda dalam kelompok-kelompok kecil kemudian dorong mereka untuk secara verbal membagikan apa yang sudah masing-masing mereka pelajari.

4. Kupas Kosa Kata Sulit Sebelum Memulai Pembelajaran

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, metode Scaffolding dalam mengajar identik dengan membagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian kecil, di mana guru kemudian menyediakan struktur untuk tiap bagian tersebut.

Contohnya ketika membahas sebuah buku maupun teks yang dipenuhi dengan istilah-istilah kompleks dan jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Guru akan terlebih dahulu mengumpulkan istilah-istilah tersebut dan menyediakan waktu khusus untuk menjelaskan arti istilah dengan bantuan gambar, maupun konteks yang lebih mudah dipahami oleh murid.

Jadi, ketika mereka membaca buku atau teks tersebut, mereka sudah memiliki pengetahuan dasar yang membantu mereka lebih mudah dalam memahami informasi yang terdapat pada buku maupun teks tersebut.

Baca Juga: Pengertian Multimedia Pembelajaran, Manfaat & Contohnya

5. Gunakan Materi Visual

Video interaktif, gambar dan chart merupakan tools yang digunakan dalam metode Scaffolding. Penggunaan alat yang bersifat visual juga sangat membantu murid yang kesulitan belajar dengan cara membaca.

Dengan menggunakan alat yang bersifat visual, guru juga akan lebih baik dalam melakukan penjelasan. Dalam waktu bersamaan, dorong murid Anda untuk mengilustrasikan konsep mereka sendiri. Dengan cara ini, Anda dapat memverifikasi sejauh mana pemahaman murid tentang materi pelajaran yang Anda ajar.

Bagi Anda yang ingin menerapkan metode Scaffolding dalam kelas, namun kekurangan alat bantu mengajar seperti video interaktif dan materi pembelajaran menarik visual lainnya, Acer bekerja sama dengan mySecondTeacher (mysecondteacher.com) menawarkan solusi komprehensif untuk dunia pendidikan, yaitu Jelajah Ilmu.

Solusi ini secara terintegrasi menggabungkan Learning Management System dengan standar internasional yang diadopsi ke bahasa dan kurikulum Indonesia, materi pembelajaran e-book, video interaktif dan bank soal, serta media komunikasi antar pihak dalam 1 platform terpadu.

Jelajah Ilmu memberikan kemudahan bagi pelaku pendidikan seperti kepala sekolah, guru, murid, juga orang tua dalam proses transformasi pembelajaran era baru sehingga dapat meningkatkan pengalaman akademis, baik secara online maupun tatap muka. 

Jadi tunggu apa lagi? Terapkan metode Scaffolding kepada murid Anda dan akses Jelajah Ilmu sekarang juga!

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya