16 Juni 2021

Macam-Macam Metode Pembelajaran di Indonesia dan Penjelasannya

Metode pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui metode yang tepat, peserta didik akan lebih terbantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Atas dasar itu, memilih dan menggunakan metode pembelajaran tidak boleh sembarangan. Metode yang baik, adalah metode yang disesuaikan dengan filosofi pendidikan sekolah Anda, demografi siswa, kemampuan guru serta misi pendidikan yang diemban sekolah.

Untuk itu, pendidik perlu memiliki pengetahuan terkait metode pembelajaran yang ada, sehingga dapat melakukan pemilihan yang tepat bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Nah, untuk membantu Anda, berikut berbagai macam metode pembelajaran di Indonesia yang perlu Anda ketahui sebagai pendidik.

Baca Juga: Memahami Project Based Learning, Metode Pembelajaran untuk Melatih Kemandirian

Sebelum kita membahas macam macam metode pembelajaran, mari kita perjelas terlebih dahulu apa itu metode pembelajaran. Istilah ini mengacu pada prinsip-prinsip dasar, pedagogi serta strategi manajemen yang digunakan guru/sekolah dalam kelas. Sekarang, mari kita kupas satu per satu.

1. Problem Based Learning (PBL)

Merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mencetak peserta didik yang mampu memecahkan masalah nyata secara independen maupun berkelompok. Metode belajar yang diterapkan pertama kali pada tahun 1950 di Case Western University ini memiliki empat fase yakni fase identifikasi masalah, fase menyusun rencana untuk memecahkan masalah, fase implementasi rencana dan terakhir fase evaluasi yang dilakukan guru bersama dengan murid.

Berikut ini sejumlah keuntungan metode PBL:

  • Melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
  • Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
  • Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
  • Memperbesar peluang peserta didik untuk memahami pelajaran.

Namun, PBL juga memiliki sejumlah kekurangan yaitu:

  • Membutuhkan lebih banyak waktu untuk menerapkan metode ini. Alhasil waktu untuk mata pelajaran lain tersita.
  • Butuh banyak waktu bagi guru untuk mempersiapkan kelas.
  • Hanya efektif untuk kelas dengan layout yang fleksibel.
  • Jumlah materi yang dibahas lebih sedikit.

2. Cooperative Learning

Metode pembelajaran ini memiliki sebuah karakteristik di mana peserta didik di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Tujuan utama dari metode cooperative learning akan tercapai jika setiap anggota kelompok berhasil menyelesaikan tugas dan menjalankan fungsinya dengan baik.

Keuntungan menerapkan metode ini adalah:

  • Meningkatkan rasa tanggungjawab mengingat setiap peserta didik memiliki fungsi dan tugas dalam kelompoknya.
  • Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
  • Meningkatkan rasa percaya diri karena setiap peserta didik memiliki peran dalam kelompok.

Kekurangan metode ini adalah:

  • Menciptakan strata dalam kelompok. Murid dengan kemampuan lebih baik dapat membantu kelompok dan bekerja lebih keras, sedangkan murid dengan kemampuan kurang akan lebih banyak dibantu oleh anggota kelompok yang lain.
  • Tanggungjawab guru untuk mengajar dibebankan pada murid.
  • Dapat menciptakan ketergantungan antara murid yang lemah dalam penguasaan materi ke murid yang memiliki kemampuan lebih baik.

3. Metode Gamification

Metode gamification merupakan metode yang melibatkan elemen-elemen permainan dalam pembelajaran seperti tabel skor, kompetisi antar murid dan kerja sama kelompok. Metode ini dipercaya bahwa peserta didik akan belajar dengan baik jika mereka bersenang-senang dalam pembelajaran. 

Dalam pelaksanaannya, guru akan menggunakan game edukasi berbasis website maupun aplikasi yang dapat dimainkan melalui laptop maupun smartphone.

Keuntungan menerapkan metode ini adalah:

  • Suasana kelas jadi lebih menyenangkan.
  • Peserta didik jadi lebih proaktif karena merasa nyaman dalam gaming environments.
  • Partisipasi peserta didik sangat tinggi.
  • Murid diasah berpikir kritis dan kreatif. Lebih dari sekadar mengisi lembar-lembar pertanyaan.

Kekurangan metode gamification adalah:

  • Sukar bagi guru untuk menerjemahkan hasil permainan pada objektif pembelajaran. Oleh karenanya penilaian jadi sangat memakan waktu.
  • Membutuhkan device yang memadai. Laptop maupun smartphone peserta didik harus bisa menjalankan aplikasi permainan yang digunakan oleh guru.

4. Flipped Classroom

Metode flipped classroom adalah metode yang memiliki karakteristik khusus di mana peserta didik diharuskan mempelajari materi pelajaran terlebih dahulu sebelum kelas berlangsung. Tujuan utama metode ini adalah membuat waktu pembelajaran dalam kelas menjadi optimal dan guru dapat lebih memperhatikan perkembangan setiap peserta didik.

Kelebihan metode ini adalah:

  • Peserta didik dapat belajar kapan dan di mana saja cukup dengan mengakses materi digital yang diberikan guru.
  • Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan yang disukainya.
  • Waktu pembelajaran di kelas jadi lebih maksimal untuk memperdalam pemahaman murid.

Kekurangan metode ini adalah:

  • Kesuksesan pembelajaran sangat bergantung pada kedisiplinan peserta didik.
  • Guru harus bekerja lebih untuk membuat dan mendistribusikan konten pembelajaran.
  • Tidak dapat diterapkan jika device tidak memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

Baca Juga: Gamifikasi Dalam Pendidikan, Keuntungan dan Contoh Penerapannya di Sekolah

5. Personalized Learning

Pada metode ini, murid secara mandiri membuat rencana belajar personal yang disesuaikan dengan ketertarikan serta kemampuan siswa. Materi pelajaran, program dan instruksi diberikan secara online.

Selama melakukan penilaian, sekolah yang menerapkan metode ini menggunakan penilaian berbasis Competency-Based Progression. Artinya, murid dapat pindah level jika mereka sudah menguasai materi yang sedang mereka pelajari.

Meski sangat berpusat pada siswa, metode ini tetap mengizinkan guru untuk mengajar dan membuat perubahan yang diperlukan terhadap rencana belajar yang telah disusun oleh murid.

Keuntungan menggunakan metode ini adalah:

  • Siswa yang belum menguasai materi tidak tertinggal. Guru memastikan siswa tersebut menguasai pelajarannya untuk naik level.
  • Siswa yang sudah menguasai pelajaran tidak perlu menunggu siswa lainnya. Dia bisa naik level sesuai kemampuan dan kecepatan belajarnya.
  • Metode ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena pelajaran disusun sesuai kemampuan dan kebutuhannya.

Kekurangan metode ini adalah:

  • Membutuhkan persiapan yang matang dan detail. Jika sekolah tidak menggunakan Learning Management System (LMS) yang dapat mengumpulkan data siswa dan menyajikan output pembelajaran secara individual, dibutuhkan waktu lama untuk melakukan riset akademik siswa secara satu per satu dan menemukan kelebihan kekurangannya.
  • Membutuhkan investasi cukup besar di bidang teknologi pendidikan. Sekolah harus membeli program, software dan device yang dibutuhkan.

6. Kinesthetic Learning

Metode ini mewajibkan peserta didik untuk membuat, menciptakan atau melakukan sesuatu. Pada metode Kinesthetic Learning, murid lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan mendengarkan penjelasan guru atau melihat guru mendemonstrasikan sesuatu. Bermain peran, membangun, menggunakan drama, aktivitas olahraga merupakan contoh dari aktivitas kelas yang menggunakan metode ini.

Kelebihan metode kinesthetic:

  • Partisipasi peserta didik sangat tinggi.
  • Sangat cocok diterapkan untuk peserta didik usia kelompok bermain hingga taman kanak-kanak.

Kekurangan metode ini:

  • Kurangnya riset yang membuktikan metode ini mampu membuat prestasi akademik siswa lebih baik.

7. Direct Instruction

Metode yang paling konvensional dan paling banyak digunakan di sekolah Indonesia ini sangat berpusat pada guru. Pada metode ini, peserta didik lebih banyak pasif mendengarkan ceramah dan instruksi detail dari guru. Guru berfungsi sebagai sumber informasi utama dan peserta didik diwajibkan untuk melakukan aktivitas dan memahami pelajaran sama seperti yang ditunjukkan dan diajarkan oleh guru.

Kelebihan metode ini: 

  • Lebih mudah bagi guru dalam melakukan penilaian.
  • Kelas lebih tertib karena peserta didik tenang mendengarkan arahan dan ajaran guru.
  • Murid cukup memusatkan perhatian pada satu hal yakni guru.

Kekurangan metode ini:

  • Partisipasi peserta didik rendah.
  • Murid yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kecepatan penjelasan dari guru bisa tertinggal.
  • Minim kolaborasi dan kurang kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan skill komunikasi. 

Baca Juga: Mengenal Flipped Classroom, Manfaat dan Cara Mengimplementasikannya

Nah, setelah memahami sekian metode pembelajaran, apa metode yang ingin Anda terapkan di sekolah? Jika sekolah Anda ingin menerapkan metode pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam pendekatannya, Acer bekerja sama dengan mySecondTeacher (mysecondteacher.com) menawarkan solusi komprehensif untuk dunia pendidikan, Jelajah Ilmu, yang secara terintegrasi menggabungkan Learning Management System standar internasional yang diadopsi ke bahasa dan kurikulum Indonesia, materi pembelajaran e-book, video interaktif dan bank soal, serta media komunikasi antar pihak dalam 1 platform terpadu.

Jelajah Ilmu memberikan kemudahan bagi pelaku pendidikan seperti kepala sekolah, guru, murid, juga orang tua dalam proses transformasi pembelajaran era baru sehingga dapat meningkatkan pengalaman akademis, baik secara online maupun tatap muka. Jelajah Ilmu dapat diakses di situs jelajahilmu.com.

Tertarik untuk mencoba? Ayo, hubungi Jelajah Ilmu sekarang dan transformasikan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik dengan sentuhan teknologi sebagai salah satu metode pembelajaran di institusi pendidikan Anda.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya