14 Juli 2021

Tantangan dan Masa Depan Pendidikan di Indonesia

Orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, terutama dalam pendidikan, seperti menyekolahkan anak di sekolah terbaik, menyediakan fasilitas pendidikan terbaik dan memantau kemajuan pendidikan anak hari ke hari.    

Semua usaha orang tua tersebut semata-mata untuk memberikan bekal bagi anak di masa mendatang. Harapannya, anak mampu bersaing di masa depan dan mencapai kesuksesan. 

Sayangnya, meski seluruh orang tua berharap anaknya merasakan kualitas pendidikan terbaik tapi itu semua tidak terjadi sesuai harapan. Salah satu kendalanya adalah karena standar pendidikan di Indonesia tidak sepenuhnya sama. Hal ini terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), fasilitas hingga kondisi geografis atau lingkungan. 

Inilah yang kemudian menjadi masalah pendidikan di Indonesia sekaligus tantangan untuk memperbaikinya. Nah apa saja masalah dan tantangan tersebut? Simak artikelnya berikut ini: 

Masalah Mendasar yang Dihadapi Guru dan Murid di Indonesia

Memiliki 16.771 pulau dengan total 34 provinsi, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Kaya akan sumber daya alam, budaya dan adat istiadat namun Indonesia juga memiliki banyak kendala karena banyaknya pulau yang dimiliki. 

Salah satunya adalah belum meratanya infrastruktur dan SDM di seluruh Indonesia, hal ini juga yang menjadi pangkal masalah pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan yang tidak merata antara satu daerah dengan daerah lain menyebabkan terjadinya kesenjangan. 

Harus diakui, siswa atau guru yang tinggal kota dengan yang tinggal di tempat pedalaman memiliki pemaparan informasinya berbeda. Di kota, informasi lebih cepat didapat karena didukung jaringan komunikasi yang menjangkau. 

Sedangkan mereka yang tinggal di daerah mengalami perlambatan perolehan komunikasi karena terhambat soal letak geografis yang tidak didukung dengan jaringan yang mumpuni.  

Selain persoalan demografi yang menjadi masalah pendidikan di Indonesia, berikut sejumlah masalah lain yang harus menjadi perhatian oleh pemerintah dan masyarakat:   

Kualitas dan Distribusi Guru

Pemerintah Indonesia memang telah menyadari pendidikan di Indonesia memang tidak merata, dan solusi untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan sistem zonasi pendidikan yang dimulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, hingga pendidikan masyarakat. 

Terlihat sekilas bahwa sistem zonasi ini lebih banyak berdampak pada siswa. Sebab aturan ini membuat murid bisa mengenyam pendidikan di tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Namun sebenarnya, sistem ini diharapkan menjadi solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama pemerataan distribusi guru. 

Selama ini, menurut pemerintah jumlah guru yang bersertifikat di daerah sangatlah sedikit. Berbeda dengan jumlah guru di kota yang dinilai lebih banyak diisi oleh guru bersertifikat dan berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Sehingga, jamak ditemukan guru dengan berstatus ASN dan bersertifikat menumpuk di sebuah daerah. 

Kurikulum

Masalah pendidikan di Indonesia lainnya terdapat pada kurikulum pendidikan dalam hal penyusunan kurikulum. Sehingga implementasi kurikulum yang telah dicanangkan sering mengalami kegagalan karena kurangnya pengaturan proses dan target belajar para murid. 

Tidak hanya itu, bahkan sering disebut bahwa penyusunan kurikulum kerap dilakukan tergesa-gesa dan mendadak tanpa diimbangi dengan pelatihan kepada guru. Padahal posisi guru sebagai eksekutor dari kurikulum sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan kurikulum tersebut. 

Terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, pemerintah memutuskan diterapkannya kurikulum baru menyesuaikan kegiatan belajar mengajar secara online. Sayangnya, keputusan ini juga dilakukan dengan tergesa-gesa membuat penerapannya tidak maksimal karena minimnya pelatihan yang diterima guru. 

Budaya

Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari aspek politik, sosial, agama dan budaya. Seperti kita ketahui sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam budaya yang berbeda satu sama lain. 

Nah, masalah pendidikan di Indonesia juga salah satunya bersumber dari budaya. Hanya saja, pengaruhnya disebabkan dari dua hal. Pertama, globalisasi atau pengaruh dari luar. Hal ini berkaitan dengan pengaruh budaya dari luar yang tidak selaras dengan budaya Indonesia, misalnya: gaya hidup konsumerisme, hedonisme. 

Kedua, budaya sekolah murid belajar yang amat terpengaruh dengan adat istiadat, norma atau kebiasaan setempat. Seringkali lingkungan tidak mendukung anak untuk belajar dengan nyaman bisa karena terjadi peristiwa yang besar dan menelan korban. 

Skor PISA Indonesia

Programme for International Student Assessment (PISA) atau yang dikenal dengan Program Penilaian Pelajar Internasional merupakan penilaian tingkat dunia yang menguji performa akademis anak sekolah. Penilaian PISA sangat penting untuk mengukur bagaimana anak Indonesia menerima pendidikan mereka. 

Hasil terakhir dari peringkat PISA, Indonesia mengalami kemerosotan dalam bidang yang diujikan yakni membaca, matematika dan sains pada tahun 2018. Skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.

Tentu, angka ini menandakan masalah pendidikan di Indonesia nyata dan harus segera ditangani. 

Kurangnya sentuhan teknologi

Sebagai negara kepulauan, sepatutnya kesetaraan pendidikan Indonesia bisa terjadi dengan bantuan teknologi. Sayangnya, tidak semua murid dan guru beruntung untuk menikmati teknologi sebagai media untuk membantu proses belajar mengajar. 

Masalah pendidikan di Indonesia terjadi karena kurangnya sentuhan teknologi. Misalnya saja, stabilitas jaringan dan ketersediaan fasilitas dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Apalagi Indonesia telah memasuki industri 4.0 yang bertumpu pada dunia digital. 

Baca juga: 10 Teknologi Pendidikan yang Tengah Jadi Tren di Tahun 2021

Hal yang Harus Dilakukan Pembuat Kebijakan Untuk Memperbaiki Kondisi

Kita sudah mengetahui dan memahami permasalahan pendidikan. Kita tentu ingin ada perbaikan menyeluruh dan merata atas masalah pendidikan di Indonesia, agar anak-anak Indonesia di masa depan merupakan generasi unggul yang mampu bersaing di kancah internasional. 

Lalu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya? Tentu salah satu yang memiliki otoritas ini adalah pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah. Berikut upaya untuk perbaikan masalah pendidikan di Indonesia: 

Jumlah sekolah dan kelas proporsional 

Kekurangan guru membuat jumlah murid yang berada di kelas sangat banyak. Kondisi tersebut tentu bukanlah hal yang ideal dalam proses belajar mengajar. Guru yang mengajar lebih banyak murid akan berdampak pada prestasi murid dan kualitas pengajaran yang tidak maksimal. 

Mengatasi hal tersebut, Pemerintah membuat aturan yakni Permendikbud Nomor 51 tahun 2018 yang membatasi jumlah murid dalam satu kelas. Sekolah harus menghitung rasio jumlah murid satu kelas dengan guru yang menangani kelas tersebut. 

Meningkatkan anggaran untuk sektor pendidikan 

Pagu anggaran untuk pendidikan yang diberikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 sebesar 20 persen dari APBN. Namun jika dibandingkan dengan anggaran pendidikan di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 40% dari APBN mereka, tentu jumlah tersebut masih sangat kecil. 

Salah satu upaya untuk meningkatkan anggaran sektor pendidikan di AS adalah dengan menerapkan pajak progresif kepada para pengusaha yang telah masuk dalam kelompok ‘tajir’. Cara tersebut bisa ditiru karena di AS berhasil meningkatkan pemasukan negara dan berdampak pada anggaran pendidikan.  

Pendekatan disiplin dibandingkan hukuman 

Sebagai orang tua dan pendidik, kita harus menyadari kalau masa muda adalah masa belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga seringkali, anak melakukan kesalahan. Hal seperti ini harus disadari semua pihak sebelum misalnya menetapkan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan. 

Pendekatan disiplin bisa menjadi solusi masalah pendidikan di Indonesia yang berasal dari murid. Murid harus diperlakukan adil dan mendapatkan arahan tentang disiplin untuk terhindar dari pelanggaran atau perbuatan tidak terpuji. Sekolah harus menjadi contoh sebagai lingkungan yang dilingkupi kasih dan pengertian sehingga tercipta kondisi yang bersahabat dan teratur.  

Tingkatkan standar guru 

Guru harus selalu mendapatkan pelatihan dan memperbarui sertifikatnya untuk dapat memberikan pengajaran terbaiknya. Program pendidikan untuk guru harus disusun supaya mencapai kualifikasi guru di tingkat tinggi. 

Melibatkan masyarakat 

Kontrol sangat perlu untuk memastikan bahwa sejumlah program dan standar pendidikan bisa terwujud. Untuk melibatkan masyarakat dalam pendidikan adalah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat memiliki dewan sekolah. 

Siapa saja kelompok masyarakat tersebut? Tentu saja orang tua yang berkontribusi. Keterlibatan orang tua akan berkontribusi pada prestasi siswa. 

Baca juga: 10 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

Mengulas Kebijakan Merdeka Belajar untuk Mentransformasi Pendidikan di Indonesia

Salah satu program dari pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia adalah dengan menyelenggarakan program Merdeka Belajar. Program ini dirilis Kementerian Pendidikan dan Budaya yang menekankan kemerdekaan untuk berpikir dan belajar. 

Sejak diperkenalkan pada Desember 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan Merdeka Belajar. 

Empat program tersebut meliputi: Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Selanjutnya untuk mencapai kondisi Merdeka Belajar, ada empat yang harus dilakukan. Rinciannya sebagai berikut:  

  1. Perbaikan pada infrastruktur dan teknologi 
  2. Perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. 
  3. Perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. 
  4. Melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.

Baca juga: Macam-Macam Metode Pembelajaran di Indonesia dan Penjelasannya

Program ini wajib diselenggarakan di tingkat daerah dan Pemerintah Daerah dengan melakukan empat program yang telah ditetapkan agar pemerataan pendidikan dapat terjadi. 

Harapannya, melalui kebijakan Merdeka Belajar, guru dan murid dapat berinovasi untuk menyesuaikan kondisi proses belajar mengajar yang telah berjalan, baik sisi budaya, kearifan lokal, sosio-ekonomi maupun infrastruktur. 
Masalah pendidikan di Indonesia adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya Pemerintah sebagai regulator dan pengawas tapi juga sekolah dan guru serta orang tua berperan aktif meningkatkan prestasi belajar anak. Mari bersama memajukan pendidikan di Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya