15 Juli 2021

Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru Ketika Mengajar dan Solusinya

Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan, tak terkecuali para guru dalam mengajar. Dari yang ringan seperti salah mengeja sebuah istilah hingga kesalahan serius seperti kehilangan kesabaran hingga akhirnya terbawa emosi di dalam kelas. 

Berbuat kesalahan bukanlah hal yang jelek. Namun, kita harus belajar dari kesalahan tersebut dan menggunakannya untuk tumbuh menjadi pribadi dan guru yang lebih baik lagi. Sebuah pepatah bijak mengatakan "kesalahan memiliki kekuatan untuk mengubah Anda menjadi lebih baik dari sebelumnya".

Berikut ini adalah sejumlah kesalahan yang sering dilakukan oleh para guru. Tidak hanya mereka yang pemula atau baru saja mengajar, kesalahan-kesalahan berikut ini juga masih kerap dilakukan oleh para guru senior. 

Dengan mengetahui dan memahaminya, diharapkan akan menambah sudut pandang Anda dalam mengajar dan bisa membuat Anda menjadi seorang guru yang lebih baik lagi. Tanpa panjang lebar lagi, mari kita bahas satu per satu.

Baca Juga: 10 Teknologi Pendidikan yang Tengah Jadi Tren di Tahun 2021

Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Guru

1. Tidak Menggunakan Manajemen Kelas

Manajemen kelas mencakup aturan dalam kelas dan seluruh konsekuensinya. Semuanya ini harus disampaikan secara jelas. Dalam hal manajemen kelas, kesalahan lain yang sering dilakukan guru adalah tidak konsisten dalam menjalankannya. 

Apalagi jika murid sampai melihat bahwa Anda menegakkan aturan kelas pada satu orang murid, tapi tidak pada murid lainnya, maka Anda akan dicap sebagai guru yang tidak adil. Untuk itu, sangat disarankan agar Anda menyampaikan ekspektasi Anda mengenai kelas pada awal tahun ajaran.

2. Tidak Rutin Berkomunikasi dengan Orang tua

Orang tua memiliki peran yang besar terhadap perilaku dan kinerja murid dalam kelas. Dengan menjalin komunikasi dan relasi yang baik dengan orang tua, situasi kelas akan jauh lebih kondusif dan juga dapat meningkatkan prestasi siswa. 

Berikan informasi rutin pada orang tua mengenai perkembangan siswa. Berikan masukan pada orang tua mengenai bagaimana orang tua dapat membantu siswa selama berada di rumah.

3. Tidak Mempersiapkan Bahan Ajar dengan Baik

Membuat rencana mengajar dan mempersiapkan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting. Hal ini untuk menghindari kondisi di mana Anda tidak dapat menjawab pertanyaan murid, atau tidak dapat menjelaskan dengan lebih baik karena tidak menguasai materi atau kekurangan bahan ajar.

Sebelum kelas berlangsung, luangkan waktu untuk melakukan review bahan ajar atau membaca buku untuk memperdalam pengetahuan. Dengan tidak mempersiapkan diri ketika akan mengajar, Anda sudah bersikap tidak adil pada murid-murid Anda. 

4. Tidak Menggunakan Metode Penilaian yang Tepat

Selain mengajar, salah satu tugas guru adalah melacak perkembangan akademis siswa. Guru harus melakukan evaluasi agar dapat memberikan pengajaran yang tepat sehingga murid bisa berkembang. 

Pastikan metode penilaian murid yang Anda gunakan sudah tepat dan adil bagi seluruh murid. Jangan hanya menilai murid dari ujian tertulis saja. Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengukur pemahaman murid terhadap pelajaran. Contohnya dengan tugas perorangan, tugas kelompok, presentasi hingga makalah.

Baca Juga: Apa itu Metode Microlearning dan Alasan Sekolah Perlu Menerapkannya

5. Tidak Mengenal Murid Secara Personal

Kedekatan murid dengan guru terbukti dapat meningkatkan rasa saling menghormati, memotivasi murid bahkan meningkatkan performa akademik mereka. Ada kalanya, prestasi akademik juga dipengaruhi oleh masalah murid di luar kelas. 

Contohnya, ada murid yang mengalami penurunan prestasi karena menjadi korban bullying. Nah, jika Anda tidak memiliki kedekatan dengan murid, bisa jadi persoalan-persoalan seperti ini tidak akan Anda ketahui. Untuk mulai mengenal murid secara personal, Anda bisa mulai dengan menghafal satu per satu nama murid Anda dan memanggil namanya di kelas.

6. Mengkritik Murid di Depan Kelas

Guru bisa saja berpikir untuk memotivasi murid dengan menunjukkan kekurangannya, atau bahkan mengkritiknya di depan jelas. Tapi, tidak semua murid terbantu dengan metode ini. 

Kebanyakan siswa justru akan merasa malu atau hilang rasa percaya diri. Oleh karenanya, jauh lebih baik untuk mengevaluasi murid secara individual. Sebaliknya, pujian akan lebih berdampak jika Anda melakukannya di depan kelas.

7. Membawa Masalah Pribadi ke Dalam Kelas

Ketika Anda punya masalah pribadi yang cukup serius, tentu sangat sulit untuk tampil secara profesional di dalam kelas. Namun, sebisa mungkin Anda harus meminimalkan dampak efek negatif terhadap siswa. 

Bila kondisi ini terjadi pada Anda, jangan malu untuk minta bantuan pada rekan sejawat, baik itu guru senior, pembimbing hingga kepala sekolah. Mereka yang sudah berpengalaman akan memberikan masukan yang berharga dan membantu Anda untuk bangkit kembali.

8. Tidak Meluangkan Waktu untuk Evaluasi Diri

Biasanya, tahun-tahun awal menjadi seorang guru adalah yang terberat dan bisa membuat frustasi. Selain karena belum berpengalaman, alasan lainnya adalah kurangnya refleksi dan evaluasi personal. 

Alhasil, Anda mengulangi kesalahan yang sama berulang kali. Cobalah untuk membuat catatan tentang apa saja kesuksesan dan keberhasilan Anda selama satu tahun. Dengan membaca catatan ini, Anda bisa terhindari dari melakukan kesalahan yang sama di tahun berikutnya.

9. Tidak Mengaplikasikan Teknologi Pendidikan

Banyak guru dan sekolah belum berpikir untuk mengaplikasikan teknologi pendidikan di sekolah. Padahal, penggunaan teknologi pendidikan di kelas memiliki banyak manfaat. Selain dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar mengajar, teknologi juga dapat memfasilitasi guru untuk membuat pembelajaran yang lebih terpersonalisasi (personalized learning). Penggunaan teknologi pendidikan juga membantu murid untuk mengembangkan skill yang diperlukan di era digital seperti sekarang.

Video interaktif, Virtual Reality (VR), Learning Management System (LMS) hingga robot tidak hanya dapat membuat kelas menjadi lebih hidup, namun juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, merangsang kolaborasi dan rasa ingin tahu bahkan memampukan guru untuk mendapatkan data-data penting terkait performa belajar siswa.

Baca Juga: Penerapan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran

Jelajah Ilmu Sebagai Solusi Pembelajaran Digital yang Komprehensif

Meski tidak semua masalah dapat diatasi oleh teknologi, namun sejumlah kesalahan yang dipaparkan di atas dapat diminimalisir dengan bantuan teknologi. Bagi Anda yang ingin mengintegrasikan teknologi pendidikan di sekolah Anda, Acer menawarkan solusi komprehensif untuk dunia pendidikan, Jelajah Ilmu, yang secara terintegrasi menggabungkan Learning Management System standar internasional yang diadopsi ke bahasa dan kurikulum Indonesia, materi pembelajaran e-book, video interaktif dan bank soal, serta media komunikasi antar pihak dalam 1 platform terpadu.

Jelajah Ilmu memberikan kemudahan bagi pelaku pendidikan seperti kepala sekolah, guru, murid, juga orang tua dalam proses transformasi pembelajaran era baru sehingga dapat meningkatkan pengalaman akademis baik secara online maupun tatap muka, pengelolaan penugasan, komunikasi antar pihak dan juga penyediaan materi buku pembelajaran secara terintegrasi.

Selain itu Jelajah Ilmu juga terhubung dengan berbagai sumber belajar mengajar seperti Video Interaktif, eTextbooks, eWorkbooks, eTeachersGuides, eTestpapers, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, kami memberikan gambaran tentang perilaku belajar dan perkembangan siswa kepada guru, kepala sekolah dan orang tua. Jelajah Ilmu memberikan pengalaman akademis yang lengkap serta menjembatani kesenjangan antara pembelajaran di sekolah dan di rumah.

Semoga informasi mengenai apa saja kesalahan guru dalam mengajar di atas dapat memberikan pandangan baru terhadap cara mengajar Anda.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya