8 Oktober 2021

Kecerdasan Emosional Siswa di Sekolah & Faktor yang Mempengaruhinya

Ketika berbicara tentang kecerdasan, kecerdasan intelektual (IQ) menjadi salah satu yang paling umum dan diperhatikan, khususnya bagi orang tua. Kebanyakan orang tua menginginkan anak mereka memiliki IQ yang tinggi, sehingga dapat memiliki prestasi akademik yang baik.

Namun, selain kecerdasan intelektual juga ada jenis kecerdasan lainnya yang tidak kalah penting dalam kehidupan setiap orang, yaitu kecerdasan emosional atau yang dikenal dengan sebutan EQ. 

Kecerdasan emosional tidak menggambarkan seberapa baik intelektual dan kemampuan kognitif seorang anak, namun ini dapat menggambarkan seberapa baik seorang anak dalam mengelola emosinya. Selain itu, EQ juga dapat mempengaruhi bagaimana seorang anak menjalani kehidupan sosialnya.

Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan tentang pengertian kecerdasan sosial dan faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional di bawah ini.

Baca Juga: Bagaimana Mengimplementasikan E-Leadership dalam Pendidikan?

Kecerdasan Emosional dan Faktor di Baliknya

Ada banyak pengertian kecerdasan emosional (EQ), namun menurut organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi, menggunakan, memahami, dan mengelola emosi secara efektif dan positif.

Kecerdasan emosional juga mencakup kemampuan seseorang untuk mengenali dan merespons dengan tepat perasaan orang lain, termasuk empati.

Di sisi lain, EQ yang tinggi dapat memungkinkan seseorang untuk menangani tantangan yang mungkin dihadapi. Misalnya di masa krisis, EQ memungkinkan seseorang untuk berpikir secara rasional dan meredam emosi dengan kesabaran dan pengertian. 

Dengan demikian, EQ dapat membantu seseorang untuk berpikir sebelum bertindak, mempraktikkan pengambilan keputusan yang baik, dan membina hubungan interpersonal yang positif.

Lalu apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang? 

Menurut Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul “Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ”, kecerdasan emosional dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

  1. Motivasi Diri

Motivasi diri berarti mengarahkan emosi untuk mencapai tujuan atau pencapaian pribadi secara efektif. Orang-orang yang memiliki kemampuan motivasi diri cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Ketahanan

Dalam hal ini ketahanan yang dimaksud adalah mengetahui emosi diri sendiri. Ini karena kesadaran diri adalah kunci dari kecerdasan emosional. Jika seseorang yakin dengan perasaannya, maka orang tersebut akan memiliki gagasan yang lebih baik dan siap untuk membuat keputusan.

  1. Kontrol Impuls

Kontrol impuls atau pengendalian emosi di sini lebih dari sekadar mengetahui emosi diri sendiri saja, namun ini tentang bagaimana cara seseorang dapat mengendalikannya dan mengarahkannya ke arah yang benar.

Ini karena sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui bagaimana menghadapi perasaan diri sendiri dan menyesuaikannya dengan setiap situasi. 

Kemampuan kontrol impuls juga akan memungkinkan seseorang untuk dapat pulih dalam situasi kegagalan atau kesedihan, dan mengendalikan diri saat menghadapi kegembiraan.

  1. Empati

Empati dan mengakui emosi orang lain merupakan keterampilan mendasar yang perlu dimiliki oleh seseorang. Empati dapat membantu seseorang untuk mengetahui apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh orang lain. 

Orang dengan empati yang berkembang akan memiliki kinerja yang lebih baik di berbagai bidang seperti pengajaran, penjualan, dan manajemen.

  1. Hubungan Interpersonal

Sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui bagaimana berhubungan secara interpersonal. Seni hubungan sendiri merupakan kompetensi sosial yang penting bagi mereka yang mencari kesuksesan. Hal ini didasari pada kemampuan seseorang untuk membimbing emosi orang lain.

Dengan demikian, seseorang yang memiliki keterampilan dalam hubungan interpersonal dapat berkinerja dengan baik dalam situasi apapun, yang bergantung pada interaksi dengan orang lain.

Selain itu, Goleman juga mengungkapkan bahwa IQ berkontribusi sebesar 20% terhadap kesuksesan seseorang, sedangkan 80% sisanya dipengaruhi oleh EQ. Sehingga, EQ yang tinggi dapat berkorelasi terhadap prestasi akademik dan merupakan prediktor kesuksesan masa depan dalam hubungan, kesehatan, kekayaan, dan kualitas hidup.

Baca Juga: Gamifikasi Dalam Pendidikan, Keuntungan dan Contoh Penerapannya di Sekolah

Mengapa Sekolah Harus Peduli Terhadap Kecerdasan Emosional?

EQ yang tinggi tidak hanya membantu siswa mendapatkan nilai yang lebih baik, tetapi juga membantu siswa untuk dapat menyesuaikan diri di sekolah, mengambil keputusan yang bijak, lulus pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan kelak dapat bekerja lebih baik di tempat kerja.

Hal ini juga disebutkan oleh Carolyn MacCann, seorang Associate Professor di Universitas Sydney, dalam tulisannya yang berjudul “Emotional Intelligence Predicts Academic Performance: A Meta-Analysis”.

Menurut McCann, ada 3 kemungkinan alasan mengapa kecerdasan emosional berhubungan dengan prestasi akademik yang lebih tinggi, antara lain:

  1. Membantu Siswa Mengatasi Emosi

Alasan yang pertama karena kecerdasan emosional dapat membantu siswa mengatasi emosi di lingkungan akademik.

Saat menghadapi ujian siswa dapat merasa cemas dan kecewa dengan hasil yang kurang baik, frustasi meski telah berusaha keras namun tidak mencapai apa yang diinginkan, atau merasa bosan ketika materi pelajaran tidak menarik.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, siswa membutuhkan kecerdasan emosional untuk mengatur emosi mereka agar tidak mengganggu pembelajaran. Sehingga, mereka dapat berbenah diri dan meningkatkan prestasi mereka. 

  1. Menjaga Hubungan dengan Orang Lain

Alasan yang kedua karena kecerdasan emosional dapat membantu siswa menjaga hubungannya dengan guru, teman sebaya, dan keluarga.

Dengan mempertahankan hubungan pribadi yang baik, siswa dapat memanggil teman atau guru untuk membantu mereka ketika sedang kesulitan, belajar dari orang lain dalam kerja kelompok, serta dapat memanggil orang lain untuk meminta dukungan sosial.

  1. Membantu Mata Pelajaran Tertentu

Alasan yang terakhir adalah mata pelajaran humaniora (seperti sastra atau sejarah). Mata pelajaran humaniora membutuhkan beberapa tingkat pengetahuan emosional dan sosial dalam pembelajarannya. Untuk itu, kecerdasan emosional sangat dibutuhkan guna membantu siswa mempelajari mata pelajaran tersebut.

Misalnya, ketika siswa diharuskan untuk mempelajari tema universal dan pengembangan karakter dalam sastra, di mana siswa membutuhkan pemahaman motivasi dan emosi manusia dalam pembelajaran tersebut.

Dengan adanya alasan-alasan tersebut, dapat diketahui bahwa penting bagi sekolah untuk menaruh perhatian lebih terhadap kecerdasan emosional siswanya. 

Ini tidak hanya bertujuan untuk membantu siswa berinteraksi sosial, tetapi juga untuk membantu meningkatkan prestasi akademik siswa.

Baca Juga: Model Pembelajaran Jigsaw dan Keuntungan Menerapkannya

Cara Membentuk Kecerdasan Emosional Bagi siswa

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya kecerdasan emosional memiliki korelasi dengan prestasi akademik siswa di sekolah. Untuk itu, sekolah harus memperhatikan kecerdasan emosional setiap anak. 

Lalu bagaimana cara sekolah dan guru dapat membentuk kecerdasan emosional setiap siswanya? 

Menurut Anna T. McDonald dalam tulisannya yang berjudul “The Importance of Cultivating Emotional Intelligence in Schools”, guru dapat memberikan kerangka emosional yang dibutuhkan untuk membantu siswa merasa lebih aman tentang diri mereka sendiri dan dunia. 

McDonald mengungkapkan bahwa terdapat 3 komponen penting untuk mengajarkan siswa tentang pembelajaran sosial dan emosional, antara lain:

  1. Kesadaran Diri dan Literasi Emosional

Komponen ini dapat dibentuk dengan cara mengajarkan kosa kata tentang perasaan dan emosi, serta memeriksa sikap dan bias yang dilakukan oleh siswa

  1. Kesadaran Sosial dan Keterampilan Interpersonal

Guru dapat membantu membentuk kecerdasan sosial siswa dengan cara mengembangkan kesadaran sosial dan keterampilan interpersonal yang mereka miliki. Hal Ini dapat dilakukan dengan cara mengambil perspektif tentang perilaku siswa dan mendengarkan mereka secara aktif.

  1. Motivasi dan Tindakan

Komponen yang terakhir dapat diajarkan kepada siswa melalui penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan yang baik. 

Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan guru dan sekolah untuk membantu membentuk kecerdasan emosional bagi siswanya.  Semoga dengan menerapkan cara-cara tersebut, siswa dapat memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik dan mencapai kesuksesan mereka.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya