9 Desember 2021

Solusi Acer for Education untuk Membuat Hybrid Learning jadi Lebih Terjangkau

Sekolah dan institusi pendidikan di seluruh dunia merespon pandemi Covid-19 dengan melakukan sejumlah adaptasi. Salah satunya dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi guru, siswa dan keadaan sekitarnya. Pada saat pembatasan sosial diperketat akibat tingginya angka positif Covid-19, sekolah-sekolah di seluruh dunia menerapkan full online learning. Pembelajaran tatap muka ditiadakan secara total dan diganti dengan pembelajaran online.

Seiring diberlakukannya pelonggaran pembatasan sosial, baik karena tingkat vaksin yang semakin tinggi dan menurunnya kasus covid-19, banyak sekolah mulai membuka pintu kelas bagi para siswanya. Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka secara total jumlahnya cukup besar. Berdasarkan survei yang dilakukan EdWeek Research Center pada akhir Agustus dan awal September, jumlahnya mencapai 70%.

Namun, dari 1.241 guru yang mengikuti survei tersebut, 24% di antaranya mengakui bahwa sekolah mereka masih menjalankan hybrid learning. Di Indonesia, metode pembelajaran hybrid diterapkan hampir di seluruh sekolah dimana 50% murid mengikuti pembelajaran tatap muka dan 50% lainnya mengikuti pembelajaran online. Pengecualiannya hanya ada pada sekolah yang memiliki kasus positif Covid-19 dan diwajibkan untuk menghentikan total pembelajaran tatap muka.

Banyak kalangan meyakini hybrid learning merupakan metode transisi yang tepat dari pembelajaran online menuju tatap muka. Hybrid learning juga diyakini sebagai solusi untuk mencegah learning loss. Namun, perlu digarisbawahi, efektifitas pelaksanaan hybrid learning sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur teknologi. 

Lantas, apa saja perangkat dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan hybrid learning? Berikut ini sejumlah perangkat yang dibutuhkan:

  • Komputer

Desktop atau laptop merupakan perangkat paling penting yang menjadi syarat utama hybrid learning. Perangkat ini diperlukan bagi siswa untuk mengikuti kelas online, mencatat, melakukan riset, menonton video pembelajaran hingga mengerjakan tugas dan ujian.

  • Proyektor

Perangkat ini diperlukan untuk murid yang mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas. Selain proyektor, sekolah juga bisa menggunakan LED TV.

  • Smartphone

Tablet dan smartphone digunakan tidak hanya bagi siswa yang mengikuti kelas dari rumah, melainkan dapat digunakan oleh guru untuk menyiarkan kelas online sehingga siswa yang belajar di rumah bisa mengikuti kelas secara real time

  • Tripod

Perangkat ini berfungsi untuk menopang tablet maupun smartphone yang digunakan untuk merekam dan menyiarkan kelas yang diselenggarakan secara tatap muka kepada murid yang mengikutinya secara online.

  • Mikrofon

Alat ini dibutuhkan dan digunakan oleh guru agar suara yang disampaikan jernih dan terdengar jelas oleh murid yang mengikuti kelas secara online.

  • Internet

Koneksi internet dan Wi-Fi dibutuhkan baik oleh guru yang mengajar di kelas maupun murid yang mendengarkannya di rumah.

Baca Juga: Mengenal Singapore Math, Salah Satu Metode Pembelajaran Matematika Terbaik

Kendala Pelaksanaan Hybrid Learning di Indonesia

Ketersediaan peralatan belajar dan koneksi internet merupakan masalah utama pelaksanaan hybrid learning di Indonesia. Untuk dapat memiliki sekian perangkat yang disebutkan di atas, memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Murid dari latar belakang ekonomi bawah cenderung tidak memiliki peralatan memadai untuk mengikuti pembelajaran online. 

Selain itu, banyak daerah di Indonesia dengan kualitas sinyal yang buruk bahkan tidak memiliki jaringan internet. Selain ketersediaan perangkat, masalah lain yang menjadi kendala adalah guru yang masih kesulitan dalam menjalankan perangkat teknologi serta masih rendahnya keterlibatan siswa yang mengikuti pelajaran dari rumah.

Untuk mengatasi sekian permasalahan yang disebutkan di atas, terdapat sejumlah solusi sebagai berikut:

  • Untuk melakukan pembelian perangkat, sekolah bisa mendapatkan pendanaan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun mencari alternatif sumber pembiayaan melalui donasi dan sumbangan.
  • Sekolah bisa mengadakan pelatihan penggunaan perangkat teknologi untuk para guru yang kesulitan menjalankan perangkat hybrid learning.
  • Sekolah dapat mengambil inisiatif untuk mendatangi rumah murid yang paling tertinggal secara akademis dan melakukan bimbingan.
  • Guru bisa membuat pelaksanaan belajar mengajar jadi lebih menyenangkan.

Baca Juga: Beasiswa untuk Guru: Nama Program, Syarat, Tips Menulis Esai Beasiswa

Solusi Acer for Education

Sebagai perusahaan teknologi yang memiliki misi mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Acer Indonesia memberikan solusi melalui Acer for Education untuk pengadaan perangkat pendukung hybrid learning seperti laptop, hromebook, monitor hingga proyektor

Kekhawatiran akan biaya peralatan yang mahal bisa dikesampingkan karena perangkat pendidikan Acer dikenal terjangkau meskipun tetap memberikan kualitas yang terbaik.

Acer yang telah berpengalaman melakukan penyebaran perangkat ke ribuan sekolah menawarkan berbagai manfaat menarik mulai dari penawaran harga khusus untuk guru dan murid, yang akan membuat biaya pelaksanaan hybrid learning jadi lebih terjangkau, Acer juga akan mendukung pengembangan smart classroom bagi sekolah yang tertarik mengikuti program Acer for Education.

Acer for Education juga menawarkan solusi pelaksanaan hybrid learning melalui Jelajah Ilmu. Jelajah Ilmu merupakan platform yang menggabungkan pembelajaran digital standar internasional dengan kurikulum Kemendikbud dan dikemas dalam bahasa Indonesia agar memudahkan penggunanya. Jelajah Ilmu adalah sebuah solusi pendidikan berbasis teknologi untuk jenjang pendidikan SD, SMP hingga SMA. 

Jelajah Ilmu menawarkan solusi pembelajaran digital yang komprehensif bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan mulai dari guru, murid, orang tua, dan kepala sekolah. Pada Jelajah Ilmu sudah tersedia materi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi presentasi pengajaran harian, bank soal, buku digital dalam bentuk buku petunjuk guru dan buku siswa dari penerbit terkemuka sehingga guru bisa menghemat waktu untuk pekerjaan administrasi dan fokus mengembangkan materi dan metode belajar kreatif dan berkualitas. 

Guru dibantu untuk lebih berperan sebagai fasilitator, sehingga dapat menghasilkan interaksi yang lebih baik. Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, baik secara online, tatap muka, maupun hybrid. 

Semua ini dapat diimplementasikan dengan mudah, tanpa perlu infrastruktur tambahan. Jelajah Ilmu memudahkan interaksi antara guru, murid, kepala sekolah dan orang tua di dalam satu platform yang sama. Guru dapat mengajar, memberikan dan menilai tugas murid serta memantau perkembangan pembelajaran secara realtime. Kepala sekolah dapat memantau seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah. Orang tua juga tidak kalah pentingnya dalam proses akademik anak. Jelajah Ilmu membantu orang tua untuk dapat memantau seluruh kegiatan anak mereka di kelas. 
Bagi Anda yang tertarik menggunakan sekian solusi di atas untuk pelaksanaan hybrid learning di sekolah, segera hubungi Acer for Education sekarang untuk mendapatkan informasi serta penawaran selengkapnya.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya