25 Agustus 2022

Kolaborasi Guru dan Siswa Dalam Mewujudkan Efektifitas Pembelajaran Daring dan Luring

Webinar kali ini menghadirkan Setio Wawan Adiatma, SH. M.PD yang saat ini aktif sebagai pendidik di SMAN 1 Soko, Tuban dan merupakan pengurus PGRI SLCC Jawa Timur yang akan menyampaikan materi dengan tema “Kolaborasi Guru dan Siswa Dalam Mewujudkan Efektifitas Pembelajaran Daring dan Luring”

Materi kolaborasi ini bukan pembahasan yang asing, karena kami yakin bahwa bapak ibu guru semuanya telah melaksanakan kolaborasi mulai dari berangkat ke sekolah sampai pulang kembali ke rumah. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 ini yang membawa begitu banyak perubahan, membuat banyak bermunculnya transformasi di segala sisi kehidupan. Sehingga pandemi Covid-19 menyadarkan kita bahwa perubahan itu nyata, dan yang paling tampak adalah transformasi digital. 

Adanya transformasi digital terutama di awal masa pandemi turut merubah perilaku masyarakat serta menumbuhkan empati, terbukti dari fenomena isolasi mandiri yang membuat sebagian masyarakat tidak bisa keluar rumah yang pada akhirnya menumbuhkan rasa kepedulian dan para tetangga saling bahu membahu untuk membantu mereka yang melaksanakan isolasi mandiri. 

Dari hal tersebut, rasa ingin tahu dan literasi pada masyarakat turut meningkat karena keterbatasan ruang gerak di awal masa pandemi membuat masyarakat mau tidak mau mencari informasi dan memanfaatkan teknologi untuk membantu mereka. 

Tak hanya dalam lingkungan sosial, kepedulian dan kreativitas dalam berkesenian juga mulai bermunculan. Contohnya di awal pandemi saat belum banyak yang melaksanakan hal-hal inovatif dalam berkesenian, terdapat grup legendaris Indonesia yang saling berkumpul dan melangsungkan konser virtual sederhana melalui media sosial. Dan membawa pesan bahwa Indonesia harus berkolaborasi menghadapi musibah ini.

Terinspirasi dari kegiatan tersebut, lalu dalam dunia pendidikan muncul pentas seni sekolah secara virtual. Apa yang menjadi hal yang bisa kita cermati? Adalah kesadaran akan kebutuhan kolaborasi. 

Kolaborasi dalam kehidupan yang dihadapi ini memberikan pengalaman bermakna. Pada proses pembelajaran, kolaborasi merupakan keharusan dalam membangun sinergi dan saling melengkapi yang berujung pada peningkatan infrastruktur. Seperti misalnya dalam kegiatan virtual yang diadakan sekolah, dalam proses kolaborasinya, nanti akan terlihat hal-hal apalagi yang dibutuhkan sekolah, contohnya apakah perlu laptop baru untuk menunjang kegiatan, apakah perlu menambah orang yang kompeten di bidang teknologi dsb.

Membangun Kolaborasi Efektif di Satuan Pendidikan

Dalam membangun kolaborasi efektif di satuan pendidikan perlu dicari apa kekuatan yang dimiliki oleh sekolah. Sekolah bisa membuat daftar apa saja kekuatan yang bisa menjadi awal dari kolaborasi dengan stakeholder yang ada di sekolah. 

Contoh yang lebih luas lagi tentang bagaimana melakukan pemetaan kolaborasi dengan unsur-unsur pendukung manusia dan unsur sumber daya alam adalah memanfaatkan potensi wilayah. Anda bisa mencoba melihat dan memetakan, ada berapa kecamatan/desa/dusun di daerah Anda. Lalu dari wilayah tersebut Anda bisa coba melihat wilayah mana yang memiliki berbagai macam budaya, dan potensi wisata, atau inovasi yang setiap wilayah pasti berbeda. 

Potensi-potensi seperti potensi inovasi, budaya, sosial, ekonomi, seni tersebut menjadi modal besar kolaborasi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran antara guru, siswa, stakeholder dan masyarakat. Terlebih jika visi misi daerah sesuai dengan visi misi sekolah, hal ini bisa menjadi bahan dasar tema/ide kolaborasi yang bisa dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada siswa. 

Contoh Implementasi Kolaborasi

Saat mengimplementasikan kolaborasi dalam berkegiatan, berikut adalah teknis yang bisa dilakukan, berisi contoh sederhana yang bisa Bapak Ibu Guru lakukan dalam proses pembelajaran secara implementasi operasional.

  1. Kolaborasi Luring

Contoh kolaborasi luring seperti misalnya dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila yang ada di desa. Kita ambil contoh sederhana yaitu kolaborasi dengan desa untuk jenjang SD, misalnya anak-anak paham dimana letak balai desa dan memahami apa tugas-tugas dari struktur desa yang sederhana. Contoh lainnya untuk penguatan profil pelajar pancasila pada jenjang SMA, misalnya harus memahami potensi alam apa yang bisa ditingkatkan, potensi untuk menjaga lingkungannya seperti apa dsb. Proses kolaborasi tersebut akan begitu banyak dan Anda bisa menciptakan pengalaman bermakna untuk peserta didik dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak. 

  1. Kolaborasi Daring. 

Bagaimana kolaborasi daring yang efektif? Anda bisa memaksimalkan proses dan hasil pada kolaborasi daring. Misalkan untuk mengetahui potensi desa, maka peserta didik dari jenjang SMA bisa menyusun laporan dengan menggunakan teknologi seperti sharing file (google docs, email dsb). Dengan proses tersebut, kolaborasi siswa dan guru akan terjadi, yang pada akhirnya menciptakan jurnalistik pelajar untuk membangun literasi digital yang positif. 

Itulah pembahasan “Kolaborasi Guru dan Siswa Dalam Mewujudkan Efektifitas Pembelajaran Daring dan Luring” Setio Wawan Adiatma, SH. M.PD. Semoga pembahasan mendalam ini bisa memberikan manfaat bagi Anda semua. Bagi Anda yang tertarik mengikuti Acer Smart School Award, Anda bisa melihat seperti apa keseruan program ini mulai dari video pembekalan dari para narasumber hingga video presentasi para finalis dengan mengunjungi website https://www.acersmartschool.id/ dan YouTube Acer Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya