18 Juni 2021

Penerapan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran

Dari berbagai metode pembelajaran, Brainstorming jadi salah satu pilihan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar lebih berkembang dan efektif. Implementasi metode ini dalam pendidikan mendorong terjadinya penyampaian ide maupun pengalaman pembelajaran tentang permasalahan yang tengah dibahas. Ini membantu terjadinya refleksi dalam kelompok.

Metode brainstorming ini dalam proses pembelajarannya serupa dengan metode diskusi yang gunanya menghimpun gagasan, pengetahuan, dan pengalaman dari semua murid. Bedanya, pada metode diskusi, gagasan dari seseorang dapat ditanggapi oleh murid lain, sedangkan pada metode brainstorming pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.

Penerapan metode brainstorming yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dapat memicu murid untuk mengeluarkan gagasan kreatif yang terlintas dalam memecahkan suatu persoalan. Teknik ini bisa menjadi pilihan dalam memperbaiki dan meningkatkan proses belajar. Bagaimana penerapannya?

Simak pengertian, tujuan, dan pengaplikasian metode brainstorming yang bisa dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada artikel ini. 

Tujuan Metode Brainstorming dalam Proses Belajar

Harus diakui, karena penggunaan metode ini adalah menguras ide murid, tentu tujuannya tak hanya memacu ide-ide kreatif saja. Brainstorming memberikan manfaat lain yang berguna dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berikut beberapa poinnya:

  1. Murid dapat mengenali berbagai gagasan pilihan sebelum mendapat landasan pemikiran untuk membuat suatu keputusan.
  2. Melatih murid berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
  3. Selain menghasilkan ide tertentu, brainstorming dapat memusatkan perhatian murid pada topik yang tengah dibahas. 
  4. Memaksimalkan partisipasi dari semua murid dalam kelas, terutama memberikan kesempatan yang akan dikemukakan, baik berupa saran atau gagasan yang benar.
  5. Membangun pembelajaran interaktif dengan mengkombinasikan dan mengembangkan kreativitas berpikir melalui ide-ide yang muncul.
  6. Menciptakan suasana yang menyenangkan karena interaksi yang tercipta.
  7. Melatih murid untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasinya. 
  8. Mengumpulkan sejumlah pendapat dari kelompok belajar yang berasal dari kenyataan di lapangan atau berdasarkan data.
  9. Mengajarkan penerimaan dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat.
  10. Menumbuhkan suasana belajar yang demokratis dan disiplin.

Baca Juga: Menjadi Guru Inovatif di Era Digital, Seperti Apa?

Cara Mengaplikasikan Metode Brainstorming

Dalam mengaplikasikan metode brainstorming, guru bertugas memberikan contoh masalah/studi kasus yang mampu merangsang pikiran murid untuk ditanggapi. Guru tidak boleh menyimpulkan, bahkan menanggapi benar atau salah mengenai pendapat mereka.

Selain itu, guru hanya  boleh menampung semua pendapat tanpa memberi komentar. Sementara, murid harus menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, bertanya, atau menunjukkan masalah baru. 

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan metode brainstorming dalam pembelajaran? Berikut langkah-langkahnya.

  1. Pahami aturan

Sebelum melakukan metode ini, seluruh kelas wajib memahami aturannya. Guru bisa menyampaikan kembali aturan tersebut, bahkan menempelkannya pada dinding sehingga semua murid dapat memahami aturan. 

  1. Pemberian informasi dan motivasi

Guru menjelaskan contoh masalah yang akan dihadapi murid, beserta latar belakangnya. Kemudian mengajak murid untuk aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.

  1. Identifikasi

Pada tahap ini, guru menunjuk satu murid atau kelompok untuk menyumbangkan gagasan sebanyak-banyaknya. Semuanya ditampung, ditulis, dan tidak dikritik, sampai semua peserta mengemukakan pendapatnya.

  1. Klasifikasi

Tahap ini adalah mengklasifikasikan gagasan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi ini disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan masalah, misalnya berdasarkan faktor atau strategi.

  1. Verifikasi

Semua peserta brainstorming bersama-sama melihat kembali ide/respons/sumbang saran/gagasan yang telah diklasifikasikan. Setiap poin yang ditulis diuji relevansinya dengan pokok masalah. Apabila ada yang memiliki kemiripan bisa diambil salah satu, atau dicoret jika tidak berhubungan.

  1. Konklusi (Penyepakatan)

Guru serta murid kemudian menyimpulkan poin-poin alternatif pemecahan masalah yang sudah disetujui. Setelah semua menerima, diambil suatu kesepakatan terakhir pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

Baca Juga: Pengertian Soft Skill dan Contohnya dalam Pendidikan

Selain dapat meningkatkan kualitas belajar, metode ini juga meningkatkan partisipasi murid dalam menerima pelajaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode brainstorming yakni guru dianjurkan bisa membaca situasi, menjadi penengah, dan menguasai kelas dengan baik. Untuk memaksimalkan metode ini di era digital, Anda dapat menggunakan platform Jelajah Ilmu.

Jelajah Ilmu merupakan solusi komprehensif untuk dunia pendidikan yang secara terintegrasi menggabungkan Learning Management System standar internasional yang diadopsi ke bahasa dan kurikulum Indonesia, materi pembelajaran e-book, video interaktif dan bank soal, serta media komunikasi antar pihak dalam satu platform terpadu.

Jelajah Ilmu memberikan kemudahan bagi pelaku pendidikan seperti kepala sekolah, murid, guru, juga orang tua dalam proses transformasi pembelajaran era baru, sehingga dapat meningkatkan pengalaman akademis, baik secara online maupun tatap muka. Jejalah Ilmu dapat diakses di situs jelajahilmu.com.Mari terapkan metode brainstorming dalam kegiatan pembelajaran!

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya