23 Desember 2022

Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital

Penggunaan teknologi memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Namun, di dalam perkembangan teknologi terdapat tantangan yang harus diantisipasi dan dikontrol dalam penggunaanya. Salah satu tantangan dari perkembangan teknologi yang sangat mengkhawatirkan para guru dan orang tua ialah bagaimana teknologi dapat memengaruhi karakter setiap anak, khususnya dalam nilai moral dan budaya. Misalnya saja, penggunaan gawai yang berlebihan. 

Penggunaan gawai yang berlebihan akan berdampak buruk bagi anak-anak. Anak yang menghabiskan waktunya hanya untuk bermain gawai cenderung menjadi pribadi yang emosional, pemberontak ketika diganggu saat bermain gawai. Anak juga jauh menjadi lebih malas mengerjakan kegiatan sehari-hari. Lebih mengkhawatirkan lagi karena sebagian anak tidak lagi memerdulikan lingkungan sekitarnya ketika sudah bermain gawai. 

Belum lagi tantangan lain yang muncul akibat penggunaan teknologi yang tidak terkontrol seperti cyberbullying. Anak bisa saja menjadi korban atau bahkan pelaku cyberbullying. Untuk itulah pendidikan karakter diperlukan. Pendidikan karakter sangat penting untuk menghadapi tantangan masa depan. Pasalnya, melalui pendidikan karakter inilah dasar dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan diawali. Namun apa itu pendidikan karakter? 

Pendidikan karakter merupakan dasar untuk mengembangkan potensi seseorang agar dapat menjalani kehidupannya dengan bersikap baik. Dalam lingkup pendidikan formal, pendidikan karakter di sekolah berfungsi untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, bermoral, tangguh, berperilaku baik, dan toleran.

Zubaedi dalam buku Desain Pendidikan Karakter (2012) menyebutkan tiga fungsi pendidikan karakter di sekolah. Ketika fungsi tersebut adalah:

  1. Pembentukan dan pengembangan potensi

Agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani baik, berperilaku baik, dan berbudi luhur.

  1. penguatan dan perbaikan

Memperbaiki dan menguatkan peran individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawabnya dan berpartisipasi dalam mengembangkan potensi kelompok, instansi, atau masyarakat secara umum.

  1. Penyaring

Pendidikan karakter digunakan agar masyarakat dapat memilih dan memilah budaya bangsa sendiri, dapat menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sendiri yang berbudi luhur.

Upaya untuk menanamkan pendidikan karakter di era digital pada setiap anak akan penuh tantangan. Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal. Di antara semua pihak yang berperan dalam pendidikan karakter siswa, guru dan orang tualah yang mempunyai peran penting. Orang tua maupun guru dituntut untuk cerdas dalam zaman yang semakin maju ini.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam memberikan pendidikan karakter di era digital sekarang ini, yaitu:

  1. Orang tua dan guru harus memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada anaknya khususnya dalam teknologi. Orang tua dan guru bisa memanfaatkan internet untuk mengetahui perkembangan teknologi dan membantu memilih teknologi apa yang baik dan ramah untuk anak dan siswa
  2. Saat anak tidak di rumah, orang tua bisa melakukan controlling terhadap anak dari jarak jauh. Orang tua bisa menggunakan fitur yang canggih seperti, “kontrol orang tua” yang ada pada gawainya. 
  3. Orang tua harus tegas membatasi waktu penggunaan gawai pada setiap anak. Hal ini penting agar Anak tetap bisa melakukan aktivitas fisik lainnya.
  4. Orang tua harus sering meluangkan waktunya kepada anaknya. Karena cara inilah yang paling efektif dalam membangun kedekatan antara orang tua dengan anaknya.
  5. Penguatan pendidikan karakter di sekolah juga dapat diintegrasikan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah seperti ekstrakurikuler; Palang Merah, futsal dan sebagainya. Kokurikuler seperti kunjungan ke museum atau tempat edukasi lainnya, dan Intrakurikuler seperti piket membersihkan kelas.

Untuk membantu guru dalam melewati tantangan pendidikan karakter di era digital, Acer for Education menghadirkan LMS Jelajah Ilmu. Melalui Jelajah Ilmu, guru dan orang tua dapat melihat perkembangan siswa melalui e-learning

E-learning dapat membantu guru dalam memantau keaktifan siswa dengan penugasan, forum diskusi maupun aktivitas lain, dapat melatih kemandirian  siswa  dalam  teknis  dan  pengalaman  menggunakannya, sehingga karakter siswa dapat dideskripsikan melalui e-learning.  

Anda bisa mengetahui informasi lebih lengkap tentang Jelajah Ilmu dengan mengunjungi tautan berikut.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya